website lpmp

Kamis, 11 Oktober 2012

The Field of Action Research


       The scientific way of life is governed by three broad classes of interacting motives: curiosity, the desire to know what is going on when one's back is turned, where one's vision cannot easily reach, or where a situation is to complex for clear viewing; practicality, the desire that the results of one's labors, search, and inquiry should 'make a difference', and intrinsic orderliness, the desire that the masses of accumulated data be reduced to a comprehensible order and that the complexities which have been unraveled in the satisfaction of one's curiosity be not again obscured by the imposition upon the data of an arbitrary order.
        There are many consequences of the recognition of the motivation of the scientist. One can, for example, readily derive therefrom an appreciation of the importance which the scientist attaches to the principle of parsimony and one can discern in these terms many important implications for the requisites of a philosophy of science.
        When seen in the light of these interacting motives, the great controversies which have raged over pure vs, applied science obscure the real problem. Reduced to the level of the functioning scientist, the basic question is not one of pure vs, applied science, but rather of the degree to which the scientist's diverse needs are satisfied. The so-called 'pure scientist' is not uncorcerned with the broader systematic aspects of his results, nor is the 'applied scientist, uncorcerned with the broader systematic  aspects of his work. It is true, of course, that scientific techniques may be adapted to non-scientific practical purposes, but if the sole concern is with the practical purposes and not at all with exploring the unknown or contributing to the siystematization of knowledge, then the adapter may be a high grade technologist, but he is not a scientist, 'pure' or 'applied'. A physician, for example, does not become a scientist merely by doing urine analysis.

Kamis, 13 September 2012

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW



Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Dalam cooperative learning ada lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivistik. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Senin, 27 Agustus 2012

PERENIALISME


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya. Untuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Dengan kata lain pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan keadaan masa lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan zaman dahulu dengan sekarang.
Perenialisme mcmandang pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang (zaman modern) in terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan kemasa lampau.
Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai kesatuan, dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Karena itulah perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat khususnya filsafat pendidikan. 
Setelah perenialisme menjadi terdesak karena perkembangan politik industri yang cukup berat timbulah usaha untuk bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar manusia kini dapat memahami ide dan cita filsafatnya yang menganggap filsafat sebagai suatu asas yang komprehensif Perenialisme dalam makna filsafat sebagai satu pandangan hidup yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasil-hasilnya.

Rabu, 22 Agustus 2012

LOWONGAN CPNS UNY TAHUN 2012

Kepada para pembaca, ada lowongan CPNS di UNY tahun 2012 ini lho. Formasinya sebagai dosen. Ijazahnya harus S2 yang relevan dengan S1. Untuk lebih jelasnya CEKIDOT#

http://www.uny.ac.id/pengumuman/cpns-uny-2012

Jumat, 13 Juli 2012

PENTINGNYA "HIDDEN CURRICULUM"


Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) dapat dideskripsikan sebagai hasil (sampingan) dari pendidikan dalam latar sekolah atau luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan. Keberadaan kurikuilum tersembunyi ini tidak direncanakan, tidak di programkan dan tidak di rancang tetapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap output dari proses belajar mengajar. Sebagai contoh hal-hal yang berhubungan dengan moral seperti sikap dan tingkah laku, penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa saja yang melekat pada pribadi sang guru, akan diterima oleh peserta didiknya sebagai rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan pembelajaran.
Pada dasarnya kurikulum tersembunyi mempunyai beberapa karakteristik yang antara lain:
1.      terletak di luar konteks pengajaran resmi, belajar secara implisit
2.      berupa peraturan tak bertulis seperti: konvensi, adat resam, nilai budaya yang dikenali sebagai sekolah (sopan santun, menjaga kebersihan, dan jujur)
3.      dibentuk oleh faktor  seperti sosioekonomi dan latar belakang pengalaman dan murid

Rabu, 11 Juli 2012

Pendaftaran SM-3T Tahun 2012 Telah Dibuka

Sesuai pengumuman dari UNY bahwa berdasarkan jadwal yang telah dirilis sebelumnya, pendaftaran peserta SM-3T tahun 2012 dilaksanakan mulai tanggal 8 Juli 2012.
SM-3T merupakan bagian dari program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang  diprakarsai oleh Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Kemdikbud. Dalam program ini, para sarjana pendidikan direkrut, dipersiapkan, dan diterjunkan di wilayah pengabdian. Selain mengajar, mereka juga melakukan kegiatan kemasyarakatan.
Tahun ini, wilayah pengabdian meliputi sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua. Selama mengabdi, setiap bulan mereka akan mendapatkan uang biaya hidup dan asuransi kesehatan. Setelah setahun mengabdi, mereka akan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan beasiswa penuh dari pemerintah.
Adapun persyaratan peserta adalah sebagai berikut:
  1. Warga Negara Indonesia.
  2. Berusia maksimum 28 tahun per 31 Desember 2012.
  3. Lulusan program studi kependidikan S-1 empat tahun terakhir (2009, 2010, 2011, 2012) dari program studi terakreditasi (kecuali PGPAUD minimal sudah memiliki ijin operasional) yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan.
  4. IPK minimal 3.0.
  5. Berbadan sehat.
  6. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN).
  7. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepolisian.
  8. Mendapatkan ijin dari orangtua/wali, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai.
  9. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermaterai.
  10. Diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi kemahasiswaan.
  11. Memiliki motivasi dan semangat pengabdian yang tinggi.
  12. Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat di daerah sasaran.
Tahun ini pendaftaran dilakukan secara online. Pada saat pendaftaran peserta cukup mengisis formulir yang disediakan serta mengunggah file ijazah dan foto.
Tahapan berikutnya setelah pendaftaran adalah seleksi administrasi pada 23-25 Juli, pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online (26-27 Juli), tes secara online (1-4 Agustus), pengumuman hasil tes online dan jadwal wawancara (10 Agustus), wawancara (2-6 September), dan pengumuman hasil seleksi pada 15 September 2012.

Senin, 09 Juli 2012

KATA-KATA BIJAK


Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani. (Khalifah Ali bin Abi Talib)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas’ud)


Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. (Bediuzzaman Said Nur)


Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. (Umar bin Abdul Azis).


Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Nabi Muhammad SAW).


Orang dermawan dekat kepada Allah, dekat pada rahmat-Nya, serta selamat dari siksa-Nya. Sedang orang kikir, jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya dan dekat sekali kepada siksa-Nya. (Nabi Muhammad SAW).

Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. (Siriy Assaqathi)
Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu. (Nabi MUHAMMAD SAW).

Rabu, 04 Juli 2012

JENIS-JENIS PENELITIAN


A.    Menurut Bidangnya
1.      Penelitian Akademis
Penelitian akademis adalah penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis, disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya yang harus betul). Variabel penelitian terbatas dan kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan S1, S2, S3.
2.      Penelitian Professional
Penelitian profesioanal adalah penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti (termasuk dosen). Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan (ilmu, teknologi, dan seni) baru. Variabel penelitian lengkap, kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah. Penelitian dilakukan dengan cara yang betul (validitas internal) dan hasilnya dapat berguna untuk pengembangan ilmu.
3.      Penelitian Institusional
Penelitian institusional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan lembaga. Hasil penelitian akan sangat berguna bagi pimpinan untuk pembuatan keputusan. Hasil penelitian lebih menekankan pada validitas eksternal (kegunaan), variable lengkap (kelengkapan informasi), dan kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.

Selasa, 19 Juni 2012

ESENSIALISME

FILSAFAT PENDIDIKAN "ALIRAN ESENSIALISME"

A.      Pengertian Essensialisme
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada sejak awal pradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman renaisance. Aliran ini memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas terbuka untuk perubahan, toleransi, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Filsafat ini memandang pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama dan tata yang jelas, yang memberikan kestabilan. Puncak refleks gagasan ini adalah pada pertengahan kedua abad ke-19.
Renaisance merupakan pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir. Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk prribadi yang bahagia di dunia dan akhirat, isi pendidikanya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakan segala kehendak manusia. Kurikulum sekolah bagi aliran ini semacam miniatur dunia yang bisa dijadikan ukuran kenyataan, kebenaran, dan keagungan. Salah satu tokoh dari aliran ini adalah Hegel, Robert Ulich, dan Butler.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.