Untuk
mengajar matematika diperlukan teori,
yang digunkan antara lain untuk membuat suatu keputusan di kelas. Sedangkan
teori belajar matematika juga diperlukan untuk dasar mengobservasi tingkah laku
anak didik dalam belajar. Kemampuan untuk mengobservasi tingkah laku anak didik
dalam belajar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan gru dalam
menentukan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat, sehingga pembelajaran
menjadi efektif, bermakna, dan menyenangkan. Oleh karena itu para guru SD-MI
hendaknya memahami teori belajar dan mengajar matematika, agar dapa menentukan
pendekatan belajar yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi efektif, bemakna,
dan menyenangkan
1.
Teori
Pembelajaran Piageat
Pada umumnya anak SD berumur sekitar 7-12 tahun. Menurut
Piaget (dalam Hudoyo, 1988: 45), anak seumur ini berada pada periode operasi
konkret. Periode ini disebut periode konkret sebab berfikir logiknya didasarkan
pada manipulasi fisik objek- objek konkret. Anak yang masih berada pada periode
ini untuk berfikir abstrak masih membutuhkan manipulasi objek- objek konkret
atau pengalaman-pengalaman yang langsung dialaminya.
Dalam
belajar menurut Piaget, struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi
karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan
informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang
sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstruktur kembali
mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru (Hudoyo,1988: 47).
Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman lama yang dimiliki
anak didik untuk mengakomodasikan informasi dan pengalaman baru. Oleh karena
itu, yang perlu diperhatikan pada tahap operasi konkret adalah pembelajaran
yang didasarkan pada benda-benda konkret agar mempermudah anak didik dalam
memahami konsep-konsep matematika.
2.
Penerapan Teori
Belajar Piaget
Penerapan teori
belajar Piageat dalam mata pelajaran Matematika
Siswa Kelas IV
SD
Bab “Penulisan
Mata Uang dan Penjumlahannya”
Langkah-langkahnya sebagi berikut:
- Guru menjelaskan tentang nilai mata uang
Misalnya
: Mata uang Negara kita adalah rupiah. Sekarang kita akan mengenal uang pecahan
100 rupiah sampai 100.000 rupiah.
- Guru memberikan contoh uang baik uang logam maupun uang kertas dan siswa disuruh untuk menuliskannya
- Setelah siswa mengetahui nilai mata uang maka siswa diberi sejumlah uang dan disuruh untuk menjumlahkannya. Di sini siswa juga dapat disuruh untuk menjumlahkan uang jajan yang dipunyainya.
2 komentar:
blog yang bagus...jangan berhenti,terus berkarya bu
Trimakasih p wawan, mari kita tingkatkan kualitas pendidikan anak Indonesia
Posting Komentar